Tips & Trik

Sistem Pelumasan: Pengertian, Komponen dan Cara Kerjanya

PUBLISHED DATE : 28 Januari 2021

Sistem Pelumasan Adalah

Kerja dari komponen yang satu ini memiliki hasil akhir untuk mengembalikan oli pada carter. Proses ini berlangsung ketika tekanan pelumas atau oli sedang naik.

  • Switch Oli

Switch oli merupakan sensor tekanan oli yang berfungsi untuk mengetahui hasil kerja dari pompa oli. Komponen ini bertugas untuk memberitahukan kepada Anda terkait cukup atau tidaknya tekanan pompa oli untuk melumasi mesin.

Anda akan dapat mengetahui hal tersebut ketika memutar kunci kontak Anda pada posisi on. Lihatlah pada dashboard apakah lampu indikator oli kendaraan Anda menyala. Apabila lampu ini menyala berarti komponen switch berfungsi dengan baik.

Namun sebaliknya, ketika mesin dihidupkan lampu indikator oli harus mati. Apabila lampu indikator oli hidup saat mesin dihidupkan, periksalah oli mesin Anda. Kemungkinan ada sesuatu yang bermasalah pada pelumasan kendaraan Anda.

  • Oil gallery

Oil gallery adalah saluran pelumasan yang berfungsi sebagai jalan oli atau pelumas pada mesin. Komponen ini berupa lubang pada blok mesin yang akan dilumasi. Lubang ini akan mengantarkan pelumas pada perangkat yang harus mendapat pelumasan.

  • Oil jet

Oil jet merupakan sebuah komponen pelumasan yang berada di bawah silinder mesin. Komponen ini bertugas menyemburkan oli atau pelumas ke batang penggerak.

  • PCV valve

Komponen yang satu ini tidak kalah penting. Komponen Positive Crankcase Ventilation valve atau disingkat PCV valve merupakan bagian dari rangkaian saluran mesin. Komponen ini berupa saluran ventilasi udara yang terdapat pada ruang engkol mesin.

PCV valve berguna untuk mengeluarkan gas atau udara yang telah terkontaminasi. Pada rangkaian pelumasan mesin kendaraan, PCV valve berfungsi untuk membuang gas sisa pembakaran dalam mesin. Pada akhirnya, komponen ini dapat menjaga kestabilan tekanan pada mesin.

Cara Kerja Sistem Pelumasan

Cara kerja sistem pelumas mesin kendaraan dapat dikatakan cukup sederhana namun juga rumit. Sistem ini akan mulai bekerja ketika mesin kendaraan dihidupkan. Sedangkan pada kondisi normal, yaitu mesin belum dihidupkan, pelumas atau oli tertampung di dalam karter atau bak oli.

Ketika itu, pompa oli memiliki pasokan pelumas yang berasal dari engkol mesin. Pompa oli pada umumnya menggunakan rotary pump.

Kemudian ketika mesin dihidupkan, poros engkol memulai kerja sistem pelumasan dengan memutar pompa oli. Proses ini menyebabkan adanya penyedotan pada komponen inlet hose oil pump. Pelumas akan masuk pada pompa oli lewat inlet valve, dan terjadi penekanan pelumas oleh pompa di sisi lainnya.

Pelumas atau oli yang sudah memiliki tekanan mengalir lewat jalur oli menuju filter oli. Di dalam komponen filter ini pelumas mengalami proses penyaringan agar terbebas dari berbagai kerak, kotoran, dan partikel.

Pelumas atau oli lalu lewat pada komponen oil feed disalurkan ke oil jet dan bagian atas mesin. Oli yang telah berada di permukaan mesin secara otomatis akan langsung melakukan tugasnya, yaitu melumasi bagian rocker arm dan poros cam. Setelah itu, oli kembali ke bak atau karter lewat saluran oli.

Di sisi lain, oli dari oil jet  di bawah blok silinder dikeluarkan dengan cara disemprotkan. Oli atau pelumas ini bertugas untuk melumasi komponen connecting rod dan piston. Seluruh perputaran pelumas tersebut dibantu dengan adanya komponen weight balance.

Komponen weight balance merupakan bagian dari poros engkol yang berbentuk menyerupai sekop. Komponen ini bertugas untuk mengobrak-abrik oli yang berada di karter atau bak oli pada saat poros engkol berputar. Hal ini bertujuan untuk menyebar oli ke semua bagian mesin.

Halaman 1 2 Tampilkan Semua

Berita Lainnya