Fungsi Per Cvt Pada Motor Matic & Tanda Kerusakannya
PUBLISHED DATE : 12 Januari 2022

Motor matic dapat bekerja dengan mudah dalam perpindahan gigi di mana pengendara tidak perlu melakukannya secara manual. Sistem tersebut dikenal dengan Continuously Variable Transmission (CVT).
Berkat CVT pengendara hanya perlu menarik gas dan perpindahan gigi secara otomatis. Dalam prosesnya terdapat komponen per CVT yang bekerja untuk mendorong puli saat terjadi gaya sentrifugal.
Seperti apa fungsi lengkapnya per dalam CVT ini? Apa saja tanda kerusakan yang harus dicermati pengendara sehingga lebih mudah memperbaiki? Cek dulu semua informasi lengkapnya.
Apa Itu Per CVT dan Fungsinya
Baca Juga : Biaya Ganti Plat Motor Terbaru dan Syarat-Syaratnya
Komponen pegas dari CVT ini memiliki ukuran besar dan letaknya di bagian puli belakang komponen CVT. Fungsi per CVT yang utama adalah untuk mengatur reduksi atau perbandingan gigi.
Secara lengkap per CVT inilah yang mengatur tingkat kerenggangan dari sliding sheave atau puli belakang. Puli di bagian belakang dapat meregang seiring dengan bertambahnya putaran mesin.
Hal yang sama terjadi pada final gear atau sprocket yang ada di motor bebek biasa. Hanya saja pada motor matic, ukuran gear belakang lebih kecil yang mengakibatkan kecepatan motor jadi lebih tinggi.
Baca Juga : Begini Cara Membersihkan Mesin Motor yang Tepat
Tingkat kekerasan per ini akan mengatur dalamnya sabuk CVT dapat mengitari sliding sheave. Apabila lebih dalam maka kecepatan motor pun dapat bertambah.
Fungsi per CVT pada motor matic ini akan merenggang dan menekan sliding sheave sehingga menjadi lebih sempit pada saat putaran mesin berkurang. Perubahan tersebut dapat terjadi karena per memanfaatkan gaya sentrifugal saat ditarik.
Nah, pada saat sliding sheave berubah menjadi lebih sempit maka CVT akan mengitari sisi yang lebih tinggi. Efeknya adalah motor berpindah ke gigi yang lebih rendah.
Baca Juga : Catat Ini Jarak Ideal Ganti Oli Motor Matic
Ketika per CVT terlalu keras maka efeknya adalah belt CVT justru lebih cepat aus. Hal ini disebabkan per bekerja menekan secondary sliding sheave agar merapat ke CVT belt saat posisi idle.
Motor yang berakselerasi membuat belt di sliding sheave posisinya turun ke bawah dan putaran top speed terjadi. Sedangkan tekanan yang diberikan terlalu berat maka akan membuat belt makin lama cepat terkikis.
Walaupun sebenarnya belt CVT sendiri juga memiliki masa pakai, namun ketika tekanan berat membuat tingkat keawetannya menurun. Belum lagi karena panas akibat gerakan berputar dari drive puli yang susah terbuka.
Anda pun sebagai pengendara lama kelamaan akan merasakan motor lebih ngempos ketika dinaiki.
Dari cara kerja per CVT dan fungsinya, komponen ini memiliki peranan yang besar dalam sistem CVT. Jika rusak maka bisa mempengaruhi perpindahan gigi secara otomatis dan mengakibatkan kecelakaan.
Anda sebagai pemilik kendaraan harus melakukan perawatan. Mengenali tanda-tanda kerusakan pegas CVT juga jadi hal yang terpenting.
Tanda-Tanda yang Harus Dikenali saat Per CVT Rusak
Bekerja terus menerus mendorong puli, dapat membuat komponen CVT dapat mengalami kerusakan. Saat sistem CVT ini rusak maka Anda maka kenyamanan berkendara dapat terganggu.