Cara Mengatasi Mesin Mobil Berisik dan Tips agar Lebih Halus
29 September 2025
Admin

Bagikan
Oli adalah nyawa bagi mesin. Fungsinya sebagai pelumas sangat krusial untuk mencegah gesekan langsung antar komponen logam.
Ketika tingkat oli berkurang atau kualitasnya sudah menurun, biasanya menjadi hitam pekat dan encer, kemampuannya melumasi pun berkurang.
Gesekan logam tanpa pelumas yang memadai inilah yang akhirnya menghasilkan suara kasar, gemeretak, atau bahkan bunyi ketukan yang mengkhawatirkan.
2. Sabuk Kendaraan (Tali Kipas)
Sabuk kendaraan atau tali kipas ini bekerja keras untuk menghubungkan dan memutar berbagai komponen seperti alternator, kompresor AC, dan pompa power steering.
Seiring waktu, sabuk ini bisa menjadi kendur, retak, atau aus. Saat kondisi ini terjadi, sabuk akan slip atau bergetar pada pulley-nya, menimbulkan suara decitan atau jeritan yang tinggi, terutama saat mesin dinyalakan pertama kali atau saat AC dinyalakan.
3. Kompresor AC
Kompresor AC adalah salah satu komponen yang aktif menghasilkan suara. Namun, suara yang dihasilkan seharusnya konstan dan tidak terlalu keras.
Baca Juga : Alasan Suzuki Jimny Juga Cocok Digunakan Di Perkotaan
Suara berisik yang berasal dari kompresor, seperti bunyi kasar atau dengung keras, seringkali menandakan level oli pelumas kompresor yang rendah atau adanya kotoran yang menyumbat di dalam sistem.
Dalam beberapa kasus, kompresor itu sendiri sudah mulai aus.
4. Keausan Komponen
Layaknya semua mesin, komponen dalam mesin mobil memiliki masa pakainya. Bearing, roda gigi, dan komponen bergerak lainnya lama-kelamaan akan mengalami keausan.
Keausan ini menciptakan celah atau ketidakseimbangan yang memunculkan bunyi-bunyi tidak wajar, seperti suara gemuruh, derak, atau bunyi logam yang saling menggerinda, yang intensitasnya biasanya meningkat seiring dengan kecepatan mobil.
5. Celah Katup Mesin
Di dalam mesin, terdapat katup yang mengatur masuknya bahan bakar dan keluarnya gas buang. Katup ini dirancang dengan celah yang sangat presisi (biasanya sekitar 0,2-0,3 mm).
Seiring jarak tempuh yang tinggi, celah ini bisa berubah menjadi terlalu longgar atau justru terlalu rapat.