Tips & Trik

Ayo Mengenal Apa Itu Pajak Progresif Kendaraan Bermotor

13 Oktober 2025

account iconAdmin

Cropped Image1738224850554

Bagikan

Setiap pemilik kendaraan bermotor tentu sudah tidak asing lagi dengan kewajiban membayar pajak tahunan. Pajak progresif adalah salah satu contoh jenis pajak yang wajib dibayar pemilik kendaraan. 

Pajak dikenakan sebagai bentuk kontribusi kepada negara yang nantinya digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik. Namun, ada salah satu jenis pajak yang sering menimbulkan pertanyaan di masyarakat adalah pajak progresif. 

Banyak orang belum sepenuhnya memahami bagaimana cara kerja dan aturan pajak ini. Oleh karena itu, mari kita bahas lebih dalam mengenai apa itu pajak progresif kendaraan bermotor, siapa yang terkena, serta bagaimana cara menghitungnya. Simak informasi lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Pajak Progresif Kendaraan?

Secara sederhana, pajak progresif adalah sistem pemungutan pajak yang dikenakan berdasarkan jumlah kendaraan bermotor yang dimiliki oleh seseorang atau satu keluarga. 

Artinya, jika seseorang hanya memiliki satu kendaraan, maka ia hanya dikenakan pajak pokok sesuai ketentuan biasa. 

Namun, jika ia memiliki dua kendaraan atau lebih dengan nama dan alamat pemilik yang sama, maka kendaraan kedua dan seterusnya akan dikenakan pajak dengan tarif lebih tinggi.

Tujuan diberlakukannya pajak progresif adalah untuk mendorong pemerataan penggunaan kendaraan bermotor dan mengendalikan jumlah kendaraan di jalan. 

Baca Juga : 9 Website Dealer Suzuki Resmi Diluncurkan, Apa Saja Fiturnya?

Dengan adanya sistem ini, masyarakat akan lebih bijak dalam membeli kendaraan tambahan, karena konsekuensinya biaya pajak yang harus dibayar setiap tahun akan semakin besar.

Dasar Hukum Pajak Progresif

Pajak progresif kendaraan bermotor diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 

Selain itu, implementasinya juga diperkuat dengan peraturan pemerintah daerah masing-masing provinsi, karena pajak kendaraan termasuk ke dalam kategori pajak daerah.

Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa kepemilikan kendaraan bermotor lebih dari satu dengan nama dan alamat yang sama akan dikenakan tarif pajak progresif. 

Besaran tarif pajak progresif dapat berbeda di tiap daerah, namun umumnya berkisar antara 2% hingga 10% dari nilai jual kendaraan bermotor (NJKB).

Cara Kerja Pajak Progresif

Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat bagaimana cara kerja pajak progresif kendaraan bermotor seperti berikut ini:

  • Kendaraan pertama: dikenakan pajak normal sesuai dengan tarif dasar.
  • Kendaraan kedua: tarif pajak naik dari tarif dasar, biasanya mulai 2%.
  • Kendaraan ketiga: tarif pajak lebih tinggi lagi, bisa mencapai 2,5%–3%.
  • Kendaraan keempat dan seterusnya: tarif akan terus meningkat secara bertahap hingga batas maksimal 10%.

Contohnya, jika seseorang memiliki tiga sepeda motor atas nama dan alamat yang sama, maka motor pertama dikenakan pajak normal, motor kedua dikenakan tarif 2%, dan motor ketiga tarif 2,5% atau lebih, tergantung kebijakan daerah.

Siapa yang Terkena Pajak Progresif?

Pajak progresif tidak berlaku untuk semua orang. Ada beberapa ketentuan siapa saja yang bisa terkena pajak ini. Berikut ini daftar siapa saja yang berhak dikenakan pajak progresif kendaraan:

1. Pemilik dengan Nama Sama

Jika Anda memiliki dua kendaraan atas nama pribadi yang sama, maka otomatis kendaraan kedua dan seterusnya akan terkena pajak progresif.

2. Keluarga dengan Alamat Sama

Pajak progresif juga berlaku untuk anggota keluarga dalam satu Kartu Keluarga (KK) dengan alamat yang sama. Jadi, meskipun kendaraan atas nama pasangan atau anak, jika masih berada dalam satu KK, tetap akan dikenakan pajak progresif.

Cara Menghitung Pajak Progresif

Pajak progresif berlaku untuk kendaraan bermotor roda dua, roda empat, maupun kendaraan niaga ringan. Namun, kendaraan yang digunakan untuk kepentingan umum seperti angkutan umum biasanya tidak dikenakan pajak progresif.

Menghitung pajak progresif sebenarnya cukup sederhana jika mengetahui rumus dasarnya. Berikut contoh perhitungan sederhana:

Dasar Perhitungan:

Pajak = Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) × Tarif Pajak

Contoh Kasus:

Seseorang memiliki dua mobil dengan NJKB Rp150.000.000 untuk mobil pertama dan Rp100.000.000 untuk mobil kedua.

  • Mobil pertama → Tarif normal 1,5%

Baca Juga : 9 Website Dealer Suzuki Resmi Diluncurkan, Apa Saja Fiturnya?

Pajak = Rp150.000.000 × 1,5% = Rp2.250.000

  • Mobil kedua → Tarif progresif 2%
  • Pajak = Rp100.000.000 × 2% = Rp2.000.000

Sehingga total pajak kendaraan yang harus dibayarkan adalah Rp4.250.000.

Faktor yang Membuat Pajak Progresif Lebih Tinggi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pajak progresif kendaraan bermotor semakin tinggi, di antaranya:

  • Jumlah Kendaraan: Semakin banyak kendaraan yang dimiliki, semakin tinggi tarif pajaknya.
  • Nilai Jual Kendaraan (NJKB): Kendaraan dengan harga jual lebih tinggi tentu pajaknya lebih besar.
  • Peraturan Daerah: Setiap daerah memiliki ketentuan tarif pajak progresif yang berbeda.
  • Jenis Kendaraan: Mobil pribadi biasanya dikenakan tarif lebih tinggi dibandingkan sepeda motor.

Kelebihan dan Kekurangan Pajak Progresif

Sama seperti sistem perpajakan lainnya, pajak progresif memiliki sisi positif dan negatif. Berikut kelebihan dan kekurangan pajak progresif yang perlu Anda ketahui:

Kelebihan:

  • Mendorong pemerataan penggunaan kendaraan.
  • Mengurangi kemacetan dengan membatasi jumlah kendaraan pribadi.
  • Menambah pemasukan daerah untuk pembangunan infrastruktur.

Kekurangan:

  • Memberatkan bagi keluarga yang membutuhkan lebih dari satu kendaraan.
  • Sistem pencatatan sering menimbulkan masalah, misalnya kesalahan data di Samsat.
  • Bisa menimbulkan ketidakadilan bagi keluarga besar yang tinggal di alamat yang sama.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak progresif adalah sistem pemungutan pajak kendaraan bermotor yang dikenakan berdasarkan jumlah kepemilikan kendaraan dengan nama dan alamat pemilik yang sama. 

Pajak ini diberlakukan untuk mengendalikan jumlah kendaraan, mengurangi kemacetan, sekaligus meningkatkan pendapatan daerah.

Meskipun sering dianggap memberatkan, pajak progresif memiliki tujuan positif dalam menjaga keseimbangan penggunaan kendaraan di masyarakat. 

Dengan memahami cara kerja, perhitungan, dan aturan pajak progresif, Anda bisa lebih bijak dalam merencanakan kepemilikan kendaraan dan mengatur keuangan tahunan untuk pajak.

Selain memperhatikan kewajiban pajak, jangan lupa juga untuk cek kondisi kendaraan secara berkala. Kunjungi bengkel Suzuki terdekat untuk memastikan semua komponen kendaraan dalam kondisi yang baik sehingga aman digunakan berkendara.

Pricelist Icon Price List Dealer Halo Suzuki Icon Test Drive/Ride
Chat