Apa Itu Denda Pajak Progresif Mobil dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
26 November 2025
Admin
Bagikan
Denda bisa dikenakan bila Anda telat membayar pajak progresif mobil. Hal ini membuat pembayaran pajak menjadi lebih tinggi daripada biasanya. Alhasil, uang yang diperlukan pun akan semakin banyak.
Bila Anda masih awam dengan denda tersebut, ulasan dibawah ini bisa disimak. Ulasan ini memuat berbagai informasi penting mengenainya, mulai dari pengertian hingga cara menghitung yang benar.
Apa Itu Denda Pajak Progresif Mobil?
Pajak bertarif progresif dan dendanya adalah dua istilah yang sering ditemukan dalam dunia otomotif. Inilah penjelasan tentang keduanya:
Pajak Bertarif Progresif
Indonesia menerapkan aturan pajak bertarif progresif bagi masyarakat yang memiliki lebih dari satu kendaraan termasuk mobil. Jadi, tarifnya yang dikenakan pada mobil kedua, ketiga, dan seterusnya akan meningkat berdasarkan persentase.
Aturan ini telah ditetapkan dalam undang-undang. Lebih tepatnya adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang berisi tentang Pajak serta Retribusi Daerah. Umumnya, persentase yang diterapkan sekitar 2% sampai 10%.
Tujuan penerapan ini cukup beragam, seperti meningkatkan pendapatan daerah untuk membangun infrastruktur. Selain itu, kepemilikan aset kendaraan bermotor juga bisa dikendalikan sehingga dapat mengurangi kemacetan dan polusi.
Di sisi lain, masyarakat yang mampu membeli lebih dari satu kendaraan dianggap memiliki ekonomi lebih baik. Jadi, pajak ini diterapkan dengan harapan mereka bisa berkontribusi lebih banyak kepada negara.
Denda Pajak Bertarif Progresif
Jika pajak bertarif progresif telat dibayar, maka denda akan dikenakan. Namun dalam praktiknya, hal ini tak serta merta dikenakan. Ada penyebab khusus yang membuat pemilik mobil mendapatkannya.
Penyebab Denda Pajak Progresif Mobil
Penyebab denda ini diberlakukan adalah keterlambatan dalam membayar pajak. Berikut penjelasannya:
1. Keterlambatan Satu Hari
Secara hukum tertulis, keterlambatan pembayaran pajak lebih dari satu hari akan dikenakan denda ini. Cara menghitungnya bukanlah per hari, namun sudah masuk denda bulan pertama.
Baca Juga : Pemula Masuk, Ini Cara Parkir Mobil Matic yang Benar
Bagaimanapun juga dalam praktiknya, sejumlah Samsat tidak mengenakan denda jika pembayaran pajak terlambat satu hari. Bahkan, ada juga yang tidak menghitungnya setelah dua hari.
Meski demikian, sebaiknya Anda tetap membayarnya tepat waktu sesuai jatuh tempo untuk menghindari biaya tambahan.
2. Keterlambatan Hari-Hari Berikutnya
Keterlambatan hari-hari berikutnya akan dihitung per bulan. Artinya bila Anda telat membayar satu minggu, maka keterlambatan akan dihitung satu bulan. Lalu jika Anda belum membayar pajak selama 32 hari, maka akan dianggap terlambat dua bulan.
Ada persentase tersendiri dalam menghitungnya. Persentase tersebut akan naik seiring bertambahnya waktu. Jadi semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membayar pajak setelah jatuh tempo, maka biayanya akan semakin besar.
3. Keterlambatan Dua Tahun Setelah Masa STNK Habis
STNK mempunyai masa berlaku hingga lima tahun. Jika masa tersebut telah habis, Anda perlu membayar pajak dan memperbaruinya di kantor Samsat.
Jika belum melakukannya secara tepat waktu, maka Anda akan mendapatkan berbagai peringatan dari pihak berwajib. Namun bila Anda tetap tidak melakukannya hingga dua tahun setelah masa tersebut, data mobil dihapus dalam sistem secara permanen.
Anda tak bisa mendaftarkan kendaraan lagi bila hal ini terjadi. Maka dari itu, sebaiknya pembayaran pajak dilakukan secara tepat waktu.
Cara Menghitung Denda Pajak Progresif
Cara menghitung denda ini dimulai dari berapa biaya yang perlu dikeluarkan untuk membayar pajak mobil dengan tarif progresif. Langkah-langkahnya adalah seperti di bawah ini:
Cara Menghitung Pajak Bertarif Progresif
- Anda perlu mengetahui Nilai Jual Kendaraan Bermotor atau NJKB terlebih dahulu. Ini merupakan harga pasaran umum atas mobil yang Anda miliki.
- Lalu, pastikan apakah mobil tersebut adalah kendaraan kedua, ketiga, atau keempat.
- Setelah itu, cari tahu tarif progresif yang berlaku di daerah Anda sesuai dengan kepemilikan setelah kendaraan pertama.
- Kalikan NJKB dengan persentase tarif progresif tersebut untuk mendapatkan PKB atau Pajak Kendaraan Bermotor yang harus dibayar.
Cara Menghitung Dendanya
- Kalikan persentase sesuai waktu keterlambatan dengan PKB yang telah dihitung di atas untuk mengetahui nilai denda.
- Lalu, cari tahu nilai SWDKLLJ atau Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
- Jumlahkan nilai denda, PKB, dan SWDKLLJ untuk mengetahui berapa banyak jumlah pajak yang harus dibayar bila terlambat.
Contoh Perhitungan Denda
Supaya lebih jelas, contoh perhitungan denda di bawah ini bisa disimak:
1. Menghitung PKB Progresif
Bila Anda ingin membayar pajak mobil ketiga yang mempunyai tarif progresif sebesar 4% dengan NJKB senilai Rp200.000.000, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
PKB = NJKB x Tarif Pajak Berjenis Progresif
PKB = Rp200.000.000 x 4%
PKB = Rp8.000.000
Menghitung Denda
Jika Anda terlambat denda selama dua tahun yang mempunyai persentase sebesar 50% dengan nilai PKB di atas, perhitungannya menjadi:
Denda = PKB x Persentase Denda
Denda = Rp8.000.000 x 50%
Denda = Rp4.000.000
Menghitung Total yang Harus Dibayarkan
Total pajak yang harus dibayarkan dengan kondisi di atas dengan SWDKLLJ sebesar Rp143.000, yakni:
Total pajak yang harus dibayar = Denda + PKB + SWDKLLJ
Total pajak yang harus dibayar = Rp4.000.000 + Rp8.000.000 + Rp143.000
Total pajak yang harus dibayar = Rp12.143.000
Dengan demikian, biaya yang harus dikeluarkan bila Anda telat membayar pajak selama dua tahun akan bertambah Rp4.000.000 dari normal.
Tips agar Tidak Terlambat Membayar Pajak
Baca Juga : Pemula Masuk, Ini Cara Parkir Mobil Matic yang Benar
Denda yang dikenakan atas keterlambatan pembayaran pajak bertarif progresif memang cukup besar terutama bila hal ini terjadi dalam waktu lama. Oleh sebab itu, Anda perlu menghindarinya.
Inilah sejumlah tips yang bisa membantu Anda untuk mewujudkannya:
1. Pasang Pengingat
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memasang pengingat di kalender yang mudah terlihat. Caranya dengan menandainya menggunakan spidol atau alat tulis lain yang mudah dibaca.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan cara-cara lain sebagai pengingat. Misalnya dengan memanfaatkan aplikasi pada ponsel pintar, menempelkan catatan kecil di kulkas, dan meminta bantuan orang terdekat untuk mengingatkan Anda.
2. Bayar Pajak Sebelum Jatuh Tempo
Untuk menghindari keterlambatan, Anda bisa menyiasatinya dengan membayar pajak sebelum jatuh tempo. Hal ini lebih baik untuk mencegah terlupa atau kondisi lain yang membuat Anda terlambat.
Pajak tahunan mobil bisa dibayar hingga 60 hari sebelum jatuh tempo. Maka dari itu, gunakan waktu tersebut untuk membayarnya.
3. Menyiapkan Dana Jauh-Jauh Hari
Sisihkan dana untuk membayar pajak jauh-jauh hari. Hal ini akan membantu Anda untuk memiliki dana yang cukup saat jatuh tempo tiba.
4. Menggunakan Layanan Pembayaran
Bila ingin membayar pajak tahunan, berbagai layanan pembayaran bisa dipilih. Misalnya melalui minimarket atau perbankan. Namun, hal ini tak berlaku bagi pajak lima tahunan sehingga harus ke Samsat langsung.
Denda bisa memberatkan Anda saat membayar pajak progresif mobil. Oleh sebab itu, hindari keterlambatan saat membayarnya. Beragam tips maupun ulasan menarik terkait kendaraan dan pajak lainnya bisa Anda ketahui di sini.
Sumber gambar:
Kelly Sikkema - https://unsplash.com/photos/black-android-smartphone-3-Tc_5LROrM