Berita

Fungsi Per Cvt Pada Motor Matic & Tanda Kerusakannya

PUBLISHED DATE : 12 Januari 2022

173035013 S

Motor matic dapat bekerja dengan mudah dalam perpindahan gigi di mana pengendara tidak perlu melakukannya secara manual. Sistem tersebut dikenal dengan Continuously Variable Transmission (CVT). 

Berkat CVT pengendara hanya perlu menarik gas dan perpindahan gigi secara otomatis. Dalam prosesnya terdapat komponen per CVT yang bekerja untuk mendorong puli saat terjadi gaya sentrifugal. 

Seperti apa fungsi lengkapnya per dalam CVT ini? Apa saja tanda kerusakan yang harus dicermati pengendara sehingga lebih mudah memperbaiki? Cek dulu semua informasi lengkapnya. 

Apa Itu Per CVT dan Fungsinya

Komponen pegas dari CVT ini memiliki ukuran besar dan letaknya di bagian puli belakang komponen CVT. Fungsi per CVT yang utama adalah untuk mengatur reduksi atau perbandingan gigi. 

Secara lengkap per CVT inilah yang mengatur tingkat kerenggangan dari sliding sheave atau puli belakang. Puli di bagian belakang dapat meregang seiring dengan bertambahnya putaran mesin. 

Hal yang sama terjadi pada final gear atau sprocket yang ada di motor bebek biasa. Hanya saja pada motor matic, ukuran gear belakang lebih kecil yang mengakibatkan kecepatan motor jadi lebih tinggi. 

Tingkat kekerasan per ini akan mengatur dalamnya sabuk CVT dapat mengitari sliding sheave. Apabila lebih dalam maka kecepatan motor pun dapat bertambah. 

Fungsi per CVT pada motor matic ini akan merenggang dan menekan sliding sheave sehingga menjadi lebih sempit pada saat putaran mesin berkurang. Perubahan tersebut dapat terjadi karena per memanfaatkan gaya sentrifugal saat ditarik. 

Nah, pada saat sliding sheave berubah menjadi lebih sempit maka CVT akan mengitari sisi yang lebih tinggi. Efeknya adalah motor berpindah ke gigi yang lebih rendah. 

Ketika per CVT terlalu keras maka efeknya adalah belt CVT justru lebih cepat aus. Hal ini disebabkan per bekerja menekan secondary sliding sheave agar merapat ke CVT belt saat posisi idle. 

Motor yang berakselerasi membuat belt di sliding sheave posisinya turun ke bawah dan putaran top speed terjadi. Sedangkan tekanan yang diberikan terlalu berat maka akan membuat belt makin lama cepat terkikis. 

Walaupun sebenarnya belt CVT sendiri juga memiliki masa pakai, namun ketika tekanan berat membuat tingkat keawetannya menurun. Belum lagi karena panas akibat gerakan berputar dari drive puli yang susah terbuka.

Anda pun sebagai pengendara lama kelamaan akan merasakan motor lebih ngempos ketika dinaiki.  

Dari cara kerja per CVT  dan fungsinya, komponen ini memiliki peranan yang besar dalam sistem CVT. Jika rusak maka bisa mempengaruhi perpindahan gigi secara otomatis dan mengakibatkan kecelakaan. 

Anda sebagai pemilik kendaraan harus melakukan perawatan. Mengenali tanda-tanda kerusakan pegas CVT juga jadi hal yang terpenting. 

Tanda-Tanda yang Harus Dikenali saat Per CVT Rusak

156788090_s

Bekerja terus menerus mendorong puli, dapat membuat komponen CVT dapat mengalami kerusakan. Saat sistem CVT ini rusak maka Anda maka kenyamanan berkendara dapat terganggu. 

Biasanya ada beberapa tanda yang bisa dikenali sejak awal demi mencegah kerusakan lebih jauh dengan memperbaikinya. Tidak seperti motor bebek biasa, motor matic justru membutuhkan perawatan yang lebih ekstra. 

Tanpa servis rutin dan penggunaan yang benar, tanda kerusakan pada per CVT  akan segera Anda rasakan. 

  1. Akselerasi Motor Tersendat

Terbiasa berakselerasi di jalanan tapi tiba-tiba terasa tersendat-sendat? Bisa jadi ini awal gejala kerusakan pada CVT. Bahkan Anda bisa merasakannya ketika motor berada di RPM putaran rendah. 

Biasanya jika gejala ini yang Anda rasakan, seringkali kerusakan terjadi pada mangkuk kopling. centrifugal (clutch housing). Kerusakan bisa terjadi karena permukaan area kontak mangkuk dengan kanvas kopling tidak rata.

Efeknya daya cengkram dari kanvas kopling sentrifugal tidak optimal dalam mengikat clutch housing. Apabila kerusakan benar terjadi pada permukaan mangkuk dan kanvas kopling tidak rata solusinya adalah penggantian komponen baru.

    2. Roller Mengalami Kerusakan

Penyebab yang paling sering terjadi rusaknya per CVT justru karena Anda tidak mengganti roller. Fungsi utama dari roller adalah memberikan tekanan pada rumah roller atau puli. Tekanan inilah yang membuat puli dapat bergerak. 

Padahal bengkel resmi selalu menyarankan pemilik kendaraan untuk mengganti roller di km sekitar 20.000 hingga 24.000 maksimal. Roller yang sudah aus karena pemakaian akan menimbulkan getaran lebih keras. 

Anda pun akan mendengar suara gemeretak dari bagian dalam CVT. Khususnya saat motor dalam kondisi berhenti kemudian berakselerasi. Efek lainnya adalah putaran mesin akan tertahan ketika Anda berada di top speed. 

Solusinya adalah rutin mengganti roller ini sesuai dengan anjuran bengkel. Anda yang sudah mendengar suara gemeretak dari dalam CVT juga harus segera bergegas ke bengkel untuk mengganti roller. 

    3. Rumah Roller yang Penyok

Selain roller mengalami keausan, rumah roller juga bisa penyok. Akibat yang terjadi adalah pembatas antar roller pun akan tergerus. 

Pada saat gaya lontar yang terjadi besar maka roller yang tadinya harus menekan puli hanya berputar menggeru jalur roller saja. Hal tersebut dikarenakan roller tidak dapat terlempar lebih jauh. 

Anda yang sering membawa beban berat pada motor matic biasanya akan mengalami permasalahan ini. Sama halnya dengan motor yang membawa beban berat dan dipaksa untuk melewati jalanan menanjak setiap hari. 

Rumah roller yang penyok yang bisa diganti baru agar CVT bisa bekerja secara normal kembali. 

    4. V-Belt yang Sudah Mengeras

Komponen v-belt terbuat dari bahan karet sehingga lentur namun juga memiliki masa pakai. Selama motor matic sering digunakan, karena v-belt berotasi dalam posisi yang cepat maka suhu yang dihasilkan cukup tinggi. 

Akibatnya karet v-belt lebih mudah mengeras atau yang dikenal dengan getas. Tanda bahwa v-belt ini harus diganti adalah muncul retakan yang bisa lama kelamaan bisa putus. 

V-belt yang bermasalah bisa menimbulkan suara berisik dari boks CVT. Anda pun bisa merasakan akselerasi terasa selip atau tidak seimbang dengan putaran gas. Jika tanda ini muncul akan lebih baik untuk Anda mengganti v-belt. 

    5. Terdengar Suara Dengung Keras 

Tanda kerusakan lainnya adalah munculnya suara berdengung yang cukup keras dari boks CVT. Hal tersebut terjadi karena gigi transmisi saling beradu. 

Bearing ratio yang sudah oblak atau goyang karena usia pemakaian juga bisa jadi penyebabnya. Anda yang jarang mengganti oli transmisi atau terjadi kebocoran sehingga oli berkurang juga harus diwaspadai. 

Apabila tanda kelima ini sudah mulai Anda temukan pada motor matic jangan pernah tunda untuk langsung ke bengkel motor resmi Suzuki. Per CVT yang mengalami kerusakan namun dibiarkan begitu saja bisa merusak berbagai komponen. 

Lebih parah lagi jika Anda harus mengganti sistem CVT secara keseluruhan yang sudah pasti menghabiskan banyak biaya. Jadi lebih aman untuk ke bengkel motor resmi Suzuki terdekat sekarang juga untuk perbaikan. 

Halaman Tampilkan Semua

Berita Lainnya