Tips & Trik

Ketahui Aturan Standar Keselamatan Kapal Bermesin Tempel

PUBLISHED DATE : 31 Agustus 2023

Mesin Kapal Tempel Suzuki

Kapal mesin tempel adalah jenis kapal atau perahu yang didukung oleh mesin tempel atau mesin luar (outboard engine), yang dipasang di luar lambung kapal. Oleh karena itu, aturan standar keselamatan kapal bermesin tempel juga berbeda.

Sebab, mesin tempel biasanya digunakan oleh kapal berukuran kecil untuk keperluan perjalanan laut jarak dekat, misalnya perahu nelayan atau speedboat. Berbeda dengan kapal berukuran sedang hingga besar yang mesinnya sudah tertanam di ruang mesin (inboard).

Aturan Standar Keselamatan Kapal Bermesin Tempel di Indonesia

Pada tahun 2016 lalu, Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Laut melalui Direktorat Perkapalan dan Kepelautan menyatakan akan segera merumuskan Standar Keselamatan Kapal Bermesin Tempel (Standard of Safety for Outboard Engine Vessel).

Hal ini sebagai antisipasi atas banyaknya kecelakaan yang terjadi pada kapal jenis speedboat yang menggunakan mesin tempel. Sebagai regulator, maka Dirjen Perhubungan Laut berupaya untuk memenuhi persyaratan keselamatan kapal sesuai ketentuan.

Inisiasi untuk menyusun standar ini dipaparkan pada penyelenggaraan konsinyering di Jakarta pada 2016, yang pesertanya terdiri atas instansi serta stakeholder terkait. Hasil konsinyering ini diharapkan bisa dipakai merumuskan peraturan tentang standar keselamatan.

Rumusan peraturan yang dimaksud yaitu Peraturan Dirjen Perhubungan Laut tentang Standar Keselamatan Kapal Bermesin Tempel. Adapun ruang lingkup terkait hal yang dirumuskan meliputi:

    • Standar keselamatan konstruksi kapal dengan mesin tempel
    • Kekuatan konstruksi lambung kapal yang memiliki mesin tempel
    • Instalasi sistem mesin tempel
  • Safety and fire control plan (keselamatan dan rencana pengendalian kebakaran) di kapal mesin tempel
  • Survey dan sertifikasi kapal mesin tempel

Namun, sampai saat ini sebenarnya belum ada regulasi resmi dari pemerintah yang memuat tentang aturan standar keselamatan kapal bermesin tempel. Karena itu, syarat kelaiklautan dan keselamatan kapal ini bisa mengacu pada aturan terkait yang sudah ada.

Baca Juga : Apa yang Terjadi Jika Air Radiator Motor Habis?

Contohnya seperti UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Contoh peraturan lain yang terbaru yaitu Peraturan Menteri Perhubungan No. 12 Tahun 2022 yang mengatur tentang Kelaiklautan Kapal Kecepatan Tinggi Berbendera Indonesia.

Aturan Standar Keselamatan Kapal Bermesin Tempel secara Umum

Kapal bermesin tempel seperti speedboat adalah kendaraan laut yang sering digunakan untuk berbagai aktivitas di perairan, termasuk rekreasi, transportasi, dan pekerjaan. Untuk memastikan keselamatan pelayaran, berikut ini sejumlah standar yang penting untuk diikuti:

  • Persyaratan Peralatan Keselamatan

Setiap kapal bermesin tempel harus dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang memadai. Contohnya termasuk life jacket (baju pelampung), ring buoy (pelampung lingkar), alat komunikasi darurat seperti radio, dan alat pemadam kebakaran.

Peralatan keselamatan ini harus ditempatkan pada tempat yang mudah diakses dan semua awak kapal dan penumpang harus mengetahui lokasinya. Hal ini sebagai antisipasi jika terjadi kecelakaan selama sedang berlayar.

  • Ikuti Regulasi Pemerintah

Di Indonesia, ada beberapa peraturan yang mengatur tentang keselamatan saat berlayar, salah satunya yaitu UU Pelayaran No. 17 Tahun 2008. Jadi, penting bagi setiap awak kapal untuk mematuhi regulasi terkait.

  • Lakukan Pemeriksaan Sebelum Berangkat

Pastikan untuk memeriksa kondisi kapal dan mesin sebelum berangkat. Bila perlu, lakukan perawatan atau maintenance mesin tempel yang digunakan secara berkala untuk menjaga keselamatan saat berlayar.

  • Persiapan Keselamatan Sebelum Berlayar

Sebelum memulai perjalanan, ada beberapa persiapan penting yang harus dilakukan. Pertama, periksa kondisi cuaca dan informasi terkini tentang gelombang laut. Jika cuaca buruk atau kondisi laut tidak aman, sebaiknya tunda perjalanan.

Periksa juga kondisi mesin kapal dan sistem navigasi. Pastikan semuanya berfungsi dengan baik untuk menghindari terjadinya kerusakan di tengah laut yang bisa membahayakan keselamatan berlayar.

  • Siapkan Protokol Darurat dan Evakuasi

Salah satu aturan standar keselamatan kapal bermesin tempel yaitu protokol darurat dan prosedur evakuasi jika terjadi situasi tertentu saat sedang berlayar, misalnya kecelakaan kapal.

Jadi, setiap awak kapal dan penumpang harus mengetahui protokol darurat dan prosedur evakuasi. Sebelum berlayar, penting untuk memberi tahu lokasi alat keselamatan dan menginformasikan hal yang harus dilakukan dalam situasi darurat.

  • Pelatihan dan Sertifikasi

Terakhir, setiap awak kapal sebaiknya harus memiliki pemahaman yang cukup untuk mengoperasikan kapal bermesin tempel seperti speedboat. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan atau sertifikasi khusus.

Pelatihannya bisa meliputi kompetensi dasar yang diperlukan, contohnya seperti pemahaman tentang navigasi, aturan lalu lintas laut, penggunaan peralatan keselamatan, hingga penanganan situasi darurat.

Pentingnya Aturan Standar Keselamatan untuk Kapal Bermesin Tempel

kapal dengan mesin tempel

Pxhere

Keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam setiap aktivitas pelayaran. Berikut ini beberapa alasan mengapa aturan standar keselamatan kapal bermesin tempel sangat penting untuk diterapkan:

  • Melindungi Keselamatan Penumpang dan Awak Kapal

Kapal bermesin tempel sering digunakan untuk mengangkut penumpang, dan kecelakaan di laut dapat beresiko terhadap keselamatan nyawa penumpang maupun awak kapal di dalamnya.

Menyelamatkan nyawa setiap orang adalah prioritas tertinggi. Dengan menerapkan standar keselamatan yang ketat, maka peluang untuk bisa selamat dalam situasi darurat dapat ditingkatkan secara signifikan.

  • Mencegah Kecelakaan saat Berlayar

Kecelakaan kapal atau insiden seperti cuaca buruk, angin kencang, dan lain sebagainya dapat membahayakan keselamatan nyawa manusia maupun merugikan kondisi kapal itu sendiri.

Baca Juga : Sistem Pengisian Mobil: Fungsi, Cara Kerja, dan Komponennya

Melalui persiapan keselamatan yang tepat, resiko kecelakaan saat berlayar dapat diminimalkan. Contohnya seperti mengatur batas beban maksimal, batas kecepatan, pemeriksaan kondisi mesin dan sistem navigasi kapal, dan lain sebagainya.

  • Mematuhi Peraturan Perundang-undangan

Jika terjadi kecelakaan saat pelayaran yang diakibatkan oleh kelalaian pihak terkait, misalnya nahkoda, hal ini bisa dikenakan KUHP Pasal 359 dan Pasal 360 yang menyebut tentang kematian atau luka-luka berat akibat kelalaian.

Menurut aturan tersebut, barangsiapa yang mengakibatkan kematian atau luka-luka berat pada orang lain akibat kelalaiannya, maka bisa dipidana dengan hukuman paling lama 5 tahun penjara. Apalagi jika kelalaian tersebut dilakukan secara sengaja.

Selain dalam KUHP, ancaman pidana bagi pihak terkait juga diatur di UU Pelayaran, yaitu UU No. 17 Tahun 2008. Ada sejumlah pasal di dalamnya yang mengatur ancaman sanksi bagi nahkoda dan pengawas kapal, beberapa contohnya yaitu:

  • Pasal 302

Pasal ini menyebut bahwa nahkoda yang tetap berlayar meski mengetahui kapalnya tidak laik laut, maka bisa dipidana penjara paling lama 3 tahun serta didenda paling banyak Rp400 juta.

Jika kelalaian tersebut merugikan harta benda, maka hukumannya bisa bertambah jadi 4 tahun penjara dan denda Rp500 juta.

Sedangkan jika terdapat korban jiwa dan kerugian harta benda sekaligus, maka hukumannya bisa berlipat menjadi maksimal 10 tahun penjara dan denda Rp1,5 M.

  • Pasal 307

Menurut pasal ini, setiap orang yang mengoperasikan kapalnya tanpa perangkat komunikasi radio dan kelengkapan lain dapat dipidana penjara paling lama 2 tahun serta didenda penjara paling banyak Rp300 juta.

Jadi, sangat penting bagi setiap awak kapal untuk menerapkan aturan standar keselamatan kapal bermesin tempel sebelum dan saat berlayar. Sebaiknya, gunakan mesin tempel terbaik dari Suzuki untuk menjamin keselamatan berlayar. Dapatkan informasi selengkapnya di sini!

Berita Lainnya