Sekring Motor: Fungsi, Jenis, dan Penyebab Sering Putus
PUBLISHED DATE : 02 Mei 2025

Bagikan
Meskipun kecil, namun fungsi sekring motor sangat krusial bagi sistem kelistrikan kendaraan, salah satunya adalah mencegah terjadinya korsleting. Hanya saja, komponen ini sering sekali putus entah karena kualitasnya yang buruk atau terjadi arus listrik berlebih.
Untuk itu, pilihlah sekring yang sesuai kebutuhan kendaraan Anda dan pastikan untuk selalu membawa sekring cadangan. Namun jangan asal beli, Anda harus mengetahui jenis sekring yang ada di motor terlebih dahulu sebelum melakukan penggantian.
Sebenarnya, apa saja jenis dan fungsi dari sekring motor tersebut? Lantas, mengapa sering putus? Untuk mengetahui jawabannya, simak pembahasan seputar sekring motor berikut ini.
Mengenal Fungsi Sekring Motor
Salah satu fungsi penting sekring adalah memutus arus listrik ketika terjadi lonjakan yang melebihi kapasitas normalnya. Secara umum, komponen yang juga dikenal dengan nama fuse ini memiliki 4 fungsi yang krusial, antara lain:
1. Memberi Perlindungan terhadap Lonjakan Arus
Dalam sistem kelistrikan motor, sekring berperan sebagai garda terdepan yang akan mendeteksi dan memutus arus listrik jika ditengarai terjadi lonjakan arus yang berlebihan.
Saat terjadi gangguan seperti munculnya hubungan pendek atau korsleting, arus listrik pada motor bisa tiba-tiba meningkat secara drastis. Hal ini bisa merusak sistem kelistrikan motor secara menyeluruh jika tidak segera ditangani.
2. Perlindungan Keselamatan
Fungsi sekring motor yang kedua adalah memberi perlindungan keselamatan sehingga terhindar dari risiko kecelakaan akibat adanya lonjakan arus listrik. Komponen ini dipasang untuk memastikan operasional sistem kelistrikan aman terkendali.
Apabila terjadi gangguan listrik atau terdeteksi adanya ketidaknormalan yang terjadi di sistem kelistrikan, maka sekring motor akan membantu meminimalisir risiko kecelakaan.
Dengan demikian, komponen yang letaknya berada di dekat aki ini selain mencegah terjadinya kerusakan komponen listrik juga berfungsi untuk melindungi nyawa pengendara dan penumpang.
3. Mencegah Kerusakan Komponen Listrik
Saat terjadi lonjakan arus, salah satu dampak yang paling membahayakan adalah potensi terjadinya kerusakan pada komponen listrik lainnya. Jika ini terjadi, perangkat elektronik seperti saklar dan kabel listrik bisa rusak secara permanen.
Namun dengan menggunakan sekring motor yang tepat, komponen listrik lainnya akan aman dan terhindar dari kerusakan serius. Sebab, alat ini akan secara efektif menghalangi terjadinya gangguan arus dengan cara memutus aliran listriknya.
4. Mencegah Terjadinya Kebakaran
Adanya lonjakan arus listrik yang tidak terkendali selain bisa merusak komponennya juga berpotensi menimbulkan kebakaran. Hal ini tentunya sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kerusakan parah sehingga motor tidak bisa digunakan sama sekali.
Namun dengan fungsi sekring motor yang berperan sebagai alat untuk pemutus listrik, maka risiko terjadinya kebakaran bisa dihindari.
Jenis Sekring Motor
Motor keluaran terbaru pada umumnya menggunakan beberapa varian sekring dengan fungsinya yang juga berbeda-beda. Misalnya, sekring utama, sekring lampu, sekring kipas tambahan, sekring pengapian, dan lain-lain.
Keberadaan sekring-sekring tersebut tentunya disesuaikan dengan model dan kebutuhan motor. Namun secara garis besar, fuse atau sekring motor terdiri dari dua jenis yang berbeda yaitu sekring tabung (tube fuse) dan sekring tancap (fuse blade).
1. Sekring Tabung (Tube Fuse)
Fungsi sekring motor jenis tabung pada dasarnya adalah untuk memutus arus listrik yang berlebih. Sekring tabung ini kerap ditemukan pada motor keluaran lama.
Bentuknya serupa silinder kecil dari kaca transparan yang mudah pecah jika terkena benturan. Di dalam tabung tersebut terdapat kawat logam (timah) yang sengaja diatur untuk mudah putus ketika terjadi arus listrik yang melebihi kapasitas.
Selain itu, timah tersebut juga mudah meleleh jika soket pada sekring kendur serta mudah lepas jika terkena getaran mesin akibat akibat adanya arus listrik berlebih.
Dibandingkan jenis yang kedua, sekring tabung ini memiliki ukuran yang relatif besar sehingga kurang cocok jika digunakan pada motor keluaran terbaru yang ruang listriknya lebih compact.
Meskipun demikian, dengan bentuk dan ukuran yang besar tersebut memudahkan pengemudi untuk mengecek putus/tidaknya sekring.
2. Sekring Tancap (Fuse Blade)
Fungsi sekring motor jenis tancap lebih bervariasi dibandingkan dengan sekring tabung. Selain itu, bentuknya pun berbeda, yaitu lebih kecil dan pipih serta memiliki dua kaki logam yang bisa ditancapkan ke soket.
Itu sebabnya, sekring ini disebut sebagai sekring tancap. Salah satu keunggulan fuse jenis ini adalah mudah sekali untuk dipasang dan diganti. Selain itu, sekring ini juga tersedia dalam berbagai macam nilai arus listrik.
Untuk memudahkan pengguna, sekring tancap ini dirancang dengan warna berbeda yang disesuaikan dengan kegunaan dan kapasitas atau nilai arus listriknya.
Selain memberikan kemudahan, perbedaan warna tersebut juga untuk menghindari terjadinya kerusakan pada sekring. Berikut varian warna dan nilai arus listriknya (ampere) pada sekring tancap.
- Oranye = 5 Ampere.
- Merah = 10 Ampere.
- Biru = 15 Ampere.
- Kuning = 20 Ampere.
- Bening atau ungu = 25 Ampere.
- Hijau = 30 Ampere.
Mengingat banyaknya varian dari sekring tancap tersebut, Anda harus berhati-hati ketika akan memilih. Pastikan sekring yang dipilih sesuai dengan batasan listrik pada kendaraan yang dimiliki.
Misalnya, hindari memasang sekring atau fuse 5A jika batasan listrik pada motor 10A karena akan membuat sekring tersebut mudah putus jika dipaksakan untuk dipasang.
Begitu pula sebaliknya, jangan memasang fuse 10A pada jika batasan listrik pada motor hanya 5A. Sebab, arus listrik akan berlebih sehingga berpotensi merusak komponen listrik lainnya.
Penyebab Sekring Motor Mudah Putus
Terlepas dari fungsi sekring motor yang sangat krusial, komponen ini sering sekali rusak. Bahkan di beberapa kondisi, sekring juga lebih mudah putus. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang berhubungan dengan sistem kelistrikan, diantaranya adalah:
1. Lonjakan Arus Listrik
Faktor pertama adalah adanya arus listrik yang melebihi kapasitas daya motor. Hal ini bisa terjadi karena ada komponen listrik lain yang menarik daya melebihi batas aman atau pemasangan aksesoris tambahan yang melebihi kapasitas.
Kondisi tersebut membuat sekring motor mendapatkan tekanan berlebih. Jika terjadi lonjakan arus listrik yang berlebihan, maka sekring secara otomatis akan memutus arus listrik guna mencegah terjadinya kerusakan yang lebih serius.
2. Korsleting Listrik
Faktor kedua adalah adanya hubungan arus pendek (korsleting), bisa terjadi akibat kabel yang terkelupas, terjepit, aus, atau terkena air.
3. Kualitas Sekring Buruk
Faktor ketiga adalah kualitas dari sekring itu sendiri yang tidak bagus sehingga tidak bisa bertahan lama saat digunakan, bahkan saat tidak terjadi masalah pada kelistrikan motor.
4. Penggunaan Sekring Tidak Sesuai
Faktor berikutnya adalah akibat menggunakan sekring dengan kapasitas yang tidak sesuai dengan kebutuhan daya listrik motor.
5. Komponen Listrik Bermasalah
Adanya komponen listrik pada motor yang bermasalah seperti lampu, kiprok, atau starter juga bisa menyebabkan sekring mudah putus.
6. Kondisi Cuaca dan Lingkungan
Faktor terakhir adalah akibat kondisi lingkungan yang terlalu lembab sehingga masuk ke sistem kelistrikan, terutama jika ada kabel yang tidak terlindungi dengan baik.
Itulah informasi seputar sekring motor mulai dari fungsi, jenis, hingga faktor yang membuatnya sering putus. Dengan fungsi sekring motor yang sangat penting bagi kelistrikan, sudah menjadi kewajiban Anda untuk merawatnya dengan baik.
Selain itu, pastikan untuk membawa sekring cadangan setiap kali bepergian. Mau tahu lebih lanjut seputar perawatan sekring motor atau komponen lainnya, temukan informasi terkini seputar otomotif di https://www.suzuki.co.id/tips-trik.